Sabtu, 17 November 2012

Notes from Portugal


All Summer School Participants
Umh, darimana ya harus saya mulai tulisan ini? Deuuuhhh,,, galau tingkat tinggi nih berasanya. Hahaha.

Jadi ceritanya Agustus 2012 kemaren, saya kembali mendapatkan kesempatan luar biasa, yakni mengunjungi Negara Portugal, tempat pemain sepak bola terkenal, Christian Ronaldo berasal, dalam rangka mengikuti beasiswa Summer School dari the United Nations di Universidade de Coimbra, sebuah universitas katholik yang terletak di tengah-tengah Negara Portugal. Banyak sekali pengalaman berharga yang saya dapatkan. Mau tau apa saja? Yuk langsung saja.

Pre-Departure

Adalah perasaan khawatir yang menimpa saya saat baru pulang dari Russia pada tanggal 23 Juli 2012 kemaren. Perasaan khawatir tersebut tentu beralasan, sebab meski sejatinya saya sudah mendapatkan tiket P.P Jakarta-Lisbon, namun saya belum mengantongi Visa Schengen, salah satu jenis Visa yang menurut isu beredar, visa tersebut susah untuk didapat, sementara saya hanya punya waktu kurang dari 10 hari untuk menyelesaikan semuanya, dari mengumpulkan berkas, wawancara ke Kedutaan dan berbagai persiapan lainnya. Namun Alhamdulillah, saat saya mengurus Visa, saya mendapat sambutan hangat dari Mrs Carla, staff di kedutaan serta mendapat pelayanan khusus, “kamu menjadi prioritas utama kami, karena kamu diundang oleh mantan presiden kami!”, ungkapnya, “hal lain yang harus kamu ketahui adalah, kamu tidak dipungut uang speserpun untuk pegurusan visa ini!”, dan yesss,,, Visa saya jadi hanya dalam waktu tiga hari. Thanks God!

Taukah kamu tentang apa yang ada dalam benak saya saat saya mempersiapkan semuanya? Pada saat-saat tersebut saya merasa menjadi seorang diplomat sepenuhnya. Hehehe. Lebbay sih, tapi memang benar kok, sensasi tersebut yang saya rasakan. Bayangkan, baru selang 10 hari, sejak saya  pulang dari Russia, saya harus berangkat lagi ke luar negeri dalam rangka membawa nama baik Indonesia di mata internasional. Dan berangkatlah saya ke Portugal menggunakan Singapore Airlines dan Emirates dengan transit dulu di Singapore dan Dubai sebelum akhirnya sampai di Lisbon. And guess what, I was just alone! J

My Summer Dream

Coimbra Down Town
Sesampainya di bandara Lisbon, saya langsung bertemu dengan beberapa sahabat dari Negara lain yang sebelumnya telah melakukan kontak di jejaring social. Ada Jan Ufuk dari Afghanistan, Yvone dari Afrika, Alafadhil dari Dubai, Shidiq dari London dan beberapa teman lainnya. Kami langsung akrab dan berbincang banyak terkait aktivitas masing-masing. Rasa lelah dan jetlag tidak terasa sama sekali karena terlalu diasyikkan dengan ngobrol.

Universidade de Coimbra
Menjelang jam 18.00, kami berangkat dengan Bus menuju kota Coimbra, kota tempat kami belajar. Sesampai di Coimbra, kami langsung dihantar ke Asrama Mahasiswa Kedokteran yang letaknya sekitar 1 kilometer dari letak Kampus.

Beragam kegiatan yang kami lakukan selama di kampus, dari Lecture class, workshop, diskusi dan debat. Tentu kegiatan tersebut semakin menarik karena peserta yang ada benar-benar variatif, yakni ada sekitar 130 peserta dari 69 Negara yang terpilih, kondisi ini memungkinkan saya untuk mempelajari lebih dalam lagi terkait disiplin ilmu yang kami pelajari, sesuatu yang sangat sukar bahkan mustahil saya dapatkan di UIN Jakarta, tempat saya menimba ilmu.

Ohya, saat saya masih di Pesantren dulu, saya pernah bercita-cita untuk mencicipi bangku kuliah di sebuah Universitas Katholik, sebab info yang saya dapat, banyak lembaga pendidikan berbasis agama katholik, selalu memiliki kualitas yang baik, dan itu benar-benar saya alami saat saya di Universidade de Coimbra.

Lisbon Sightseeing

Lisbon Down Town
Seperti program kepemudaan lainnya, salah satu program kami selama di Portugal adalah kegiatan mengunjungi situs-situs menarik yang ada di Negara penyelenggara, maka selama di Portugal juga, ada program Lisbon Sightseeing yakni acara kunjungan ke beberapa tempat menarik di kota Lisbon seperti Gereja Kathedral, Sinagog, Masjid Jamik, serta beberapa museum menarik di kota tersebut. Tempat-tempat ibadah tersebut menjadi tujuan kami karena memang program tersebut bertemakan Intercultural Dialogue. Well, I got a lot of new experiences while I was in Lisbon.

Europea da Juventude

Braga 2012
Pasca program Summer School selesai, semua peserta diajak untuk ke Braga City, sebuah creative city yang terletak di ujung utara Portugal. Tujuan utama kami kesana adalah menghadiri undangan dari Europea da Juventude untuk merayakan bersama kegiatan International Youth Day yang dilaksanakn serentak di berbagai Negara di dunia.

Disamping itu, kami juga berkesempatan untuk jalan-jalan di downtown Braga city, kota yang juga dikenal dengan istilah the Rome of Portugal karena aroma religious yang terasa dari socio dan culturalnya yang sooo Rome. And well, that’s true!

Dan ending dari semua cerita tersebut adalah, selama beberapa minggu, jetlag menjadi persoalan serius yang saya rasakan. Sampai-sampai saya merasa kapok dalam beberapa waktu untuk naik pesawat lagi. J

Notes from Russia



Russia, mendengar namanya, yang terlintas dalam benak saya pertamakali adalah, masyarakatnya yang rasis, tertutup, kejam, tidak beragama—implikasi konstruksi social yang dibangun pasca peristiwa 65—dan segala hal yang konotasinya negative. Wajar mungkin yah, sebab dari semua film Hollywood yang pernah saya tonton, orang Russia memang selalu digambarkan demikian, sebut saja misalnya film Transporter 3, James Bond dan mungkin juga film The Tourist. Demikian, setelah pergi kesana dan berinteraksi dengan masyarakatnya, ada kesan berbeda yang saya dapatkan.

Global Village
Yap, ceritanya, dari tanggal 07-22 Juli 2012 kemaren saya berkesempatan untuk mengunjungi Negara tersebut dalam rangka mengikuti kegiatan International Youth Forum yang dikemas dalam bentuk Summer Camp. Sekilas info tentang kegiatan tersebut, IYF2012 merupakan sebuah forum yang dihelat setiap tahun oleh Kementerian Luar Negeri Russia, dan tahun 2012 ini merupakan tahun ketiga. Acaranya sendiri ditaruk di sebuah danau cantik di kawasan Ostashkov, kota kecil di daerah Tver.
Lalu, hal unik apa saja yang saya temukan? Let’s find out!

The People

In front of Cathedral with my US Fellas
Umh, orang-orangnya? Sebenarnya teori relativitas dalam disiplin ilmu social memang benar adanya, sama persis dengan kesan yang saya dapatkan selama di Russia. Saat di Ostashkov, saya tinggal di sebuah desa kecil. Tidak jauh dari tempat acara ada sebuah Gereja Kathedral yang cantik sekali. Arsitektur bangunan yang indah, dipadu dengan kondisi lingkungan asri serta berada tepat di sisi danau Seliger, membuat bangunan tersebut semakin Indah. And guess what? Masyarakat di sekitar area sangat ramah sekali. Mereka senang menyapa kami, mengajak foto bersama dan yang paling mengasyikan adalah, kami dikasih buah Cherry yang masih segar! Alamak!

Yet, beda tempat beda pula isinya. Kondisi yang berbalik 180 derajat terjadi saat saya di Moscow. Masyarakatnya sangat dingin, individualistic dan egois saya pikir. Dan itu saya alami bukan sekali dua kali, tapi berkali-kali di tempat yang berbeda-beda pula seperti di Subway, Restoran dan di jalanan.

Vodka

Salah seorang kawan sempat menyinggung, “Jika di banyak Negara setiap anak yang baru lahir akan diberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusive, maka di rusia, justru akan dikasih Vodka!”, istilah tersebut tentu hanyalah sebuah anekdot, namun munculnya istilah tersebut tentu bukan tanpa alasan, sebab memang, orang Rusia paling suka dengan jenis minuman yang satu ini. Mengitari jalanan di Russia, akan dengan sangat mudah kita temukan botol-botol bekas minuman keras, terlebih di Moscow. Well, tapi memang begitulah Russia. J

The Never Ending Party Country

Yes, they love party so much! Bayangkan, dari sejak matahari terbenam hingga matahari kembali terbit, mereka masih kuat buat party! Mungkin saya memang termasuk orang yang tidak gaul, jadi kurang paham dan tidak akan pernah kuat untuk melakukan hal serupa! Tapi agaknya memang, label “The Never Ending Party Country” cocok untuk untuk disematkan ke Negara paling luas di dunia tersebut. hohoho

St.Petersburgh
The Beautiful St.Petersburgh

Salah seorang teman bertanya, jika kamu punya kesempatan untuk megunjungi Negara atau kota yang sudah pernah kamu kunjungi sebelumnya, maka Negara atau Kota apakah itu? Dengan sigap saya jawab, “St. Petersburgh!” why? Sebab selama hidup saya, tidak pernah sekalipun saya merasa jatuh cinta pada sebuah kota sejak pertama melihat, but St.Petersburgh! arsitek bangunannya, kanal-kanal cantiknya, akses transportasi yang mudah, banyaknya bangunan-bangunan bersejarah yang dapat dengan mudah ditemukan, hingga museum Hermitage yang dikenal sebagai salah satu museum terbesar di dunianya, gak heran jika kota ini disebut sebagai salah satu kota teromantis di dunia.

Moscow, Just Big City
Kremlin

Nothing interest regarding with Moscow. Yes, itu kesan yang saya dapatkan saat tiba di Moscow, mungkin karena hanya kota metropolitan just like Jakarta atau karena sebelumnya telah dibikin melting sama St.Petersburgh, saya kurang tau, yang pasti, tidak ada yang menarik dari kota ini. Palingan hanya kawasan Red Square dan Kremlin saja, selebihnya gak ada!

Well, They Identified Russia is Moslem, Serious Like Serious???

Yes, sebagaimana rasa shock kamu saat membaca poin ini, saya juga tidak akan pernah percaya sebelum akhirnya ungkapan itu keluar sendiri dari mulut orang Russia sendiri. Jadi ceritanya, dalam sebuah workshop, setiap peserta, disuruh untuk mengidentifikasi Negara masing-masing. Saya sendiri mengidentifikasi Indonesia dengan Bali, Diversity dan Sate. Teman saya dari China mengidentifikasi negaranya dengan Komunis dan Chopstick, nah saat tiba giliran teman-teman dari Russia, salah satu istilah yang keluar adalah kata, “Moslem”. What??? Masa Moslem? Tanya saya secara personal, lalu dia menjawab, “yes, Moslem, cause 20% of people in this country are Moslem!” glek… gitu tah? 

Dan, sebenarnya masih ada cerita menarik lain sih, tapi agaknya sukar untuk saya ceritakan dalam tulisan ini. Jika masih penarasan Russia itu kayak gimana, ya pergi saja kesana! Hohoho… I love St.Petersburgh but Moscow, that’s all….

Notes from Kuala Lumpur



indonesian team
Ini merupakan kali kedua saya mengunjungi Malaysia setelah sebelumnya pada pertengahan Januari kemaren, saya kesana dalam rangka backpack. Berbeda dari kunjungan sebelumnya, kunjungan yang kedua adalah murni dalam rangka tugas, yakni menghadiri acara Southeast Asian American Alumni Youth Conference di Hotel Maya pas di depan Twin Tower Petronas.

Sebagaimana namanya, kegiatan ini merupakan sebuah konferensi yang melibatkan para pemuda di ASEAN yang pernah mendapatkan beasiswa dari pemerintah Amerika seperti Study of the U.S Institutes, YES, UGRAD dan lain sebagainya. Impressive? Tentu saja! Sebab peserta yang berpartisipasi notabene adalah alumni US yang dari segi keilmuan dan leadership skill cukup memadai.
the delegations

Dalam kegiatan tersebut, ada banyak sekali yang kami bicarakan seperti masalah Brain Drain, Pendidikan, serta masalah social lainnya. Indonesia sendiri berkesempatan memberikan speech terkait persoalan economic disparity dan environment. Kedua masalah tersebut memang menjadi masalah serius bagi Indonesia. dalam hal economic disparity misalnya, di tengah-tengah menjamurnya gedung-gedung pencakar langit, perumahan mewah serta pusat perbelanjaan kelas atas, disana-sini masih banyak dan mudah kita temukan gembel, pengamen jalanan, serta penderitas busung lapar. Sementara dalam persoalan Environment, meski sejatinya pemerintah telah membuat beberapa departemen seperti Kementerian Lingkungan Hidup serta Kementerian Kehutanan yang secara umum keduanya memiliki konsern yang sama, namun masalah lingkungan hidup di Negara ini masih saja terseok-seok pada problematika klasik, kedua departemen tersebut baru bergerak pada tahapan normative dan bukan pada substansi.
Indonesian Team

Disamping kegiatan tersebut, ada juga kegiatan lain yang tidak kalah menarik seperti Cultural Performance dimana setiap peserta dari seluruh Negara yang berpartisipasi menampilkan kesenian dan kebudayaan masing-masing, serta kegiatan Cultural Exhibition, yakni semua diberikan kesempatan untuk memamerkan semua barang-barang dari Negara masing-masing.

Oh ya, hal lain yang bagi saya menarik untuk dishare juga adalah terkait kota Kuala Lumpur. Bagi saya pribadi, Kuala Lumpur lebih tepat disebut sebagai the Middle East of ASEAN, kenapa? Sebab banyak arsitektur bangunan yang saya lihat di kota tersebut menggunakan gaya timur tengah, dari gedung-gedung pemerintahan, perkantoran serta tentu saja kediaman Raja di kawasan Putra Jaya, asli seperti di negeri dongeng Alladin dan Lampu Ajaib, “They had too much money, so our government spent it for our beloved king!”, ujar temen ku, JR, teman satu program saat ke Amerika, saat dia mengantarkan saya berkeliling Kuala Lumpur serta Putra Jaya.

Sebenarnya masih banyak pengalaman berharga saat saya berkunjung ke Negara yang menampung banyak pekerja kita itu, dari hal yang paling tidak enak, hingga yang enak-enak, dari cerita sukses teman-teman TKI kita hingga cerita memilukan yang sukar ditemukan di media massa. Namun, mengingat tulisan ini saya tulis tak lebih hanya untuk notes from SEAL Youth Conference, jadi, di sambung lain waktu saja ya… J

About Me

Foto saya
Care Calm n' Comfortable

Pembaca Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Follow us on FaceBook

 

© 2013 wellcome to saxera's zone. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top