Sebagai orang Madura asli yang sejak kecil
tinggal dan besar di Sumenep, kota kecil yang disebut-sebut sebagai Solo-nya
Madura karena keramahan sikap dan kehalusan tutur kata masyarakatnya tentu saya
akan katakan tidak setuju dengan anggapan tersebut. Karena sejatinya Madura,
khususnya kabupaten Sumenep menyimpan beragam hal unik dan menarik serta tentu
saja berbeda dengan kota-kota lainnya di Indonesia, entah wisata kuliner,
budaya maupun alamnya. Hanya saja keunikan tersebut belum banyak diketahui oleh
masyarakat luas. Kalaupun tau, itupun hanya sebatas informasi dari mulut
kemulut, maka menjadi hal wajar jika kemudian masyarakat luar hanya mengenal
Madura dengan Suramadu dan Kerapan Sapinya.
Karenanya di tulisan ini, saya buat untuk
memberikan pandangan dan pengetahuan berbeda dari kebanyakan informasi lain
yang sudah terlanjur biasa saja. Yuk kita telusuri satu persatu!
1. Wisata Alam.
Pantai Salopeng dan pantai Lombang
merupakan salah dua pantai yang paling banyak dikenal masyarakat melalui
pepohonan kelapa yang banyak menjejal rapih di pesisir pantai Salopeng maupun
putihnya pasir yang menghampar luas dan pohon cemara di pesisir pantai Lombang,
karena dua pantai ini memang sering diliput oleh beberapa media, baik cetak
maupun elektronik, lokal maupun elektronik.
Namun, tahukah anda bahwa di kabupaten
Sumenep masih memiliki keistimewaan lain yang jauh lebih menarik daripada kedua
pantai tersebut? Jika belum, maka ada baiknya anda datang ke Sumenep lagi dan
sempatkan untuk bertandang ke pulau Gili Balak yang terletak tak jauh dari
pelabuhan Kalianget, salah satu kecamatan terbesar di Sumenep yang menjadi
pusat pelabuhan terbesar di utara Madura yang menghubungkan dengan berbagai
pulau kecil di kabupaten Sumenep bahkan Jawa sekalipun, untuk merasakan nikmatnya
ber-snorkling dengan suguhan ragam biota laut dan warna-warni terumbu
karang yang sebagian besar masih “perawan” serta terjaga dengan baik karena di
samping proses memancing mereka masih menggunakan cara yang manual, jumlah
masyarakat di pulau Gilibalak masih dapat dihitung dengan jari.
Bisa dibayangkan bukan nikmatnya snorkling
tanpa banyak yang mengganggu? Untuk menikmati wisata yang satu ini, anda cukup
melakukan perjalanan air selama 1,5 jam dari pelabuhan Kalianget ke pulau Gili
Balak.
2. Ziarah dan Sejarah.
Seperti kebanyakan kota-kota lain di
Indonesia, khususnya Jawa, Madura juga memiliki wisata ziarah ke pasarean
(makam) yang tidak kalah menarik. Begitupun catatan sejarahnya.
- Dari Pasarean ke Pasarean.
Bagi yang gemar melakukan wisata ziarah,
tidak ada salahnya anda datang ke pasarean-pasarean di Sumenep. Diantaranya
adalah Makam Syaid Yusuf yang terletak di pulau Talango, maupun Asta Tinggi
yang berada tepat di bukit sebelah barat kota Sumenep.
Untuk sampai ke pasarean Sayid Yusuf, anda
hanya cukup menyebrang selama kurang lebih 15 menit dari pelabuhan Kalianget ke
pulau Talango dengan ongkos kisaran Rp. 1.300 perorang, dan tentu saja jaminan
tanpa macet maupun antre.
Sementara untuk ke Asta Tinggi, tempat
pasarean Raja-raja ini anda cukup ke kota Sumenep, dan hanya dalam hitungan
detik anda sudah bisa sampai ke tempat tersebut, karena posisinya yang terletak
tepat di kota Sumenep. Disamping melakukan wisata ziarah, pengunjung dapat juga
melihat hampir seluruh kota Sumenep, karena posisinya yang tepat berada di
bukit sebelah kota Sumenep, sangat memungkinkan bagi pengunjung untuk melihat
Sumenep dari dataran tinggi.
- Menikmati Atmosphere Jawa, China
hingga Eropa di Sumenep.
Mau menikmati indahnya atmosphere
jalan-jalan melintasi Jawa, China hingga Eropa? Jika iya, tentu jawabannya
Sumenep. Ada Keraton yang terletak tepat di sebelah timur Alun-Alun kota
sumenep, Labang Mesem yang masih berada di satu komplek yang sama dan Masjid
Agung yang arsitekturnya masih terjaga dengan sangat baik.
- Dari Pesantren ke Pesantren.
Mayoritas penduduk di Madura beragama
Islam. karenanya tidak mengherankan jika pergi ke pulau yang jamak dikenal
dengan sebutan Pulau Garam ini dapat dengan mudah kita temukan pusat pendidikan
berbasis agama islam seperti halnya Pesantren. Dari yang salaf, moderen hingga
perpaduan dari keduanya juga banyak. Oleh karena itu, jika suatu saat anda
sempat ke Sumenep, jangan lupa untuk menyempatkan diri bertandang ke
pesantren-pesantren. Ada Pondok Pesantren Banyuanyar di Pamekasan, Pondok
Pesantren Mambaul Hikmah, Al Amien dan An-Nuqayah yang ketiganya berada di
kabupaten Sumenep maupun pesantren-pesantren lainnya yang juga menarik.
3. Kuliner.
Di antara banyaknya jenis wisata yang dapat
dinikmati ketika anda menjejakkan kaki di kota Sumenep yang hingga saat ini
tidak banyak orang tau adalah kulinernya. Hal ini wajar, karena mungkin
kebanyakan lidah orang Madura dengan orang luar lainnya memang berbeda, ini
mungkin yang kemudian menjadi alasan banyaknya masyarakat yang awam terhadap
wisata kuliner Madura. namun bukankah niat kita berwisata ke tempat lain tidak
memiliki motivasi lain selain karena kita ingin tahu keunikan daerah tersebut,
termasuk makanannya juga, bukan?
Saya katakan, tidak sempurna wisata anda ke
Madura jika belum menikmati makanan-makanannya yang tidak kalah nikmat. Salah
tiga diantaranya adalah
- Kaldu.
Kaldu di Madura berbeda sama sekali dengan
kaldu kebanyakan yang ada di luar Madura. Bahan utamanya adalah Kacang Ijo yang
dimasak sama persis dengan Bubur Kacang Ijo hanya saja rasanya asin dengan
beberapa bantuan bumbu dan rempah-rempah untuk membuat rasanya lebih gurih.
Disamping itu juga, kaldu biasanya di dioleh dengan tambahan daging atau kikil
sapi sehingga aroma dagingnya sangat kental terasa.
Bagi masyarakat luar yang kadung mengenal
bubur kacang ijo khas madura dengan rasa manis, tentu akan merasa asing dan
aneh jika kemudian merasakan kaldu yang satu ini, tapi tidak ada salahnya kan
mencoba? Jika anda sudah dapat merasakan bagaimana sensasi nikmatnya kaldu madura,
saya yakin anda akan teringat terus ke Madura.
- Sate Lalat.
Siapa yang bisa membayangkan makan lalat
dibakar? Tentu tak seorangpun mau, jangankan memakan hewan yang akrab dengan
bakteri dan kuman ini, membayangkannya pun saya yakin tidak berani, tapi tenang
saja, karena “Lalat” disini hanya istilah yang diperuntukkan bagi daging
(biasanya ayam) yang dipotong kecil-kecil seperti lalat dan dibakar sama persis
seperti sate. Secara umum, rasanya memang tidak berbeda jauh dengan sate
lainnya, hanya saja karena sate lalat dipotongnya lebih kecil dan bumbunya
lebih meresap kedalam sehingga rasanya lebih berasa.
- Nasi Jagung.
Banyak orang yang mengejek orang Madura
karena sebagian masyarakatnya menggunakan Jagung sebagai makanan pokoknya.
Alasannya karena jagung itu hanya cocok sebagai pakan burung. Tapi tidak ada
salahnya mencoba makanan yang satu ini, terlebih bagi wisatawan yang sudah
sampai di Madura.
Jika anda sampai di kota Sumenep pada siang
hari, maka sempatkanlah untuk berbelanja di Pasar Anom sumenep, tepatnya di
jalan trunojoyo, lalu masuk ke sisi selatan pasar, di sana anda akan dengan
mudah menemukan nasi jagung khas madura ini. disamping rasanya enak, ini juga
baik untuk kesehatan, karena sebagian besar bahannya menggunakan sayur-sayuran
yang masih segar dan bumbu ikan tongkolnya yang khas, sambalnya yang pas,
pokoknya rasanya nendang. Wajib dicoba jika anda datang ke Madura.
Nah, manarik bukan pulau Madura? Makanya
jika datang ke Madura,jangan pernah lupa untuk mampir ke kota Sumenep, agar
bisa menikmati, pesona madura yang sesungguhnya, jangan hanya sampai di
Suramadu, karena itu sama saja anda menikmati buah durian hanya dari aromanya
saja, sementara dagingnya, anda buang begitu saja, mubadzir kan?
Keterangan:
-
Ongkos
dari Surabaya ke kota Sumenep dengan Bis Ekonomi Rp. 35.000, AC 45.000
- Harga Sate lalat Rp. 7000/Porsi
- Harga Nasi Jagung Rp. 5000/Porsi.
- Kaldu berkisar Rp 5000-15.000/porsi
tergantung dengan bahan yang ada di dalamnya, Daging atau Kikil Sapi.
0 comments:
Posting Komentar
let's share knowledge! :)